New Student #1 (Tempat tinggal)

Mengingat sekilas kisah ketika masih menjadi mahasiswa baru di universitas tercinta.

Kaki pun melangkah di tengah berisiknya suara kendaraan bermotor dan teriknya panas matahari di kota Pekanbaru. Langkah kaki yang tidak terlalu cepat namun pasti, membuat gesekan alas kaki dan jalan seperti  sebuah irama yang teratur. Suhu badan naik karena otot-otot yang terus bekerja, serta teriknya matahari membuat kelenjar keringat bekerja semakin keras untuk menstabilkan suhu badan yang mengakibatkan keringat semakin banyak keluar.

Hari itu adalah hari pertama saya menginjakkan kaki di UIN Suska Riau. Sebuah Universitas Islam Negeri yang berada di kota Pekanbaru. Ketika itu, saya ditemani oleh abang saya yang juga merupakan mahasiswa di universitas tersebut. Abang saya tinggal di sebuah kos yang tidak terlalu jauh dari kampus, jadi saya ikut tinggal bersama dengannya. Tujuan saya ke kampus pada waktu itu adalah untuk mengantarkan persyaratan administrasi yang harus saya penuhi sebagai calon mahasiswa. Singkat cerita, urusan administrasi sudah selesai dan kami memutuskan untuk pulang ke kos. Kami menempuh perjalanan skitar 15 menit dengan kecepatan jalan kaki sedang. Ketika itu kami memang belum membawa kendaraan. Alasannya disamping belum terlalu membutuhkannya, kami tidak ingin menambah pikran orangtua kami. Ditengah perjalanan, saya melihat-lihat gedung yang ada di universitas tersebut sehingga sampailah disebuah gedung yang membuat saya penasaran. Kenapa? Karena gedung tersebut seperti sebuah tempat tinggal. Lalu saya tanyakan kepada abang saya, yang ternyata gedung tersebut adalah gedung Asrama Putra. Setelah mendengar kata "Asrama", saya langsung tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang gedung tersebut. Kenapa? Karena sejujurnya saya menyukai aturan (selama masih masuk akal). Dan saya tertarik untuk tinggal di asrama tersebut karena sebelumnya saya pernah sekali tinggal di asrama dengan aturan yang ketat, dan saya merindukan masa-masa itu.

Esoknya, saya beranikan diri untuk datang dan bertanya kepada orang yang tinggal di asrama tersebut. Dan saya pun dapat info untuk pergi ke kantor Ma'had Al-Jami'ah. Dikantor tersebut, saya mendapat sebuah brosur yang berisi tentang informasi seputar asrama. Semakin bertambahlah semangat saya setelah membaca brosur tersebut, dan saya pun mendaftar dan menjalani tes basic untuk menentukan kelompok belajar di asrama nantinya.

Tibalah hari dimana saya pindah ke asrama. Di asrama, saya bertemu orang-orang yang menjadi pengurus maupun yang menjadi "santrinya". Sejujurnya banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan di asrama. Saya bertemu dengan orang-orang dari luar daerah, luar provinsi, hingga orang-orang dari luar negeri. Di asrama lah pertama kali saya bisa ngobrol dengan orang dari luar negeri. Sungguh pengalaman yang mendebarkan ketika pertama kali ngobrol dengan mereka (karena kepolosan dan kurangnya ilmu saya). Di asrama lah saya mendapatkan semangat untuk mempelajari Bahasa Inggris. Karena pengurus disitu banyak yang berhasil lolos mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri. Pengalaman yang mereka ceritakan, sungguh menambah motivasi untuk terus belajar. Pengalaman dimana mereka harus berjuang untuk membiayai kuliah, perjuangan mereka, lalu kisah-kisah inspiratif dari para Ustadz yang menjadi guru di asrama yang menggugah diri. Pengalaman bersama teman-teman ketika membersihkan gedung asrama, ketika camping bersama, dan ketika belajar bersama. Walaupun sejujurnya saya orangnya pendiam di antara orang yang lain, saya sangat menikmati momen-momen itu. Dan masih banyak lagi pengalaman serta motivasi yang saya dapatkan dari asrama tersebut yang tidak bisa saya tuliskan semuanya. Namun, merupakan kebohongan apabila saya mengatakan bahwa saya tidak mempunyai masalah di asrama tersebut. Tentunya masalah pasti ada. Mulai dari masalah dengan teman, suasana, waktu, keuangan, aturan, dan lainnya.

Next post : Kendaraan