Percayalah bahwa pacaran setelah Menikah itu lebih indah | Percayalah bahwa ketika anda memperbaiki diri anda disini, maka jodoh anda akan memperbaiki dirinya disana | Cinta dan nafsu itu berbeda. Kalau pacaran, termasuk cinta atau nafsu? Jawabannya ada pada diri anda

New Student #2 (Kendaraan)

Flashback ketika menjadi mahasiswa baru.
Menyandang status sebagai seorang mahasiswa di sebuah universitas, menuntut saya untuk mentaati peraturan serta kebijakan yang dibuat oleh universitas tersebut. Kebijakan yang harus saya laksanakan salah satunya adalah menjalani mata kuliah bahasa yang tempatnya terpisah dari kampus utama. Untuk bisa menjalani mata kuliah bahasa tersebut, saya harus menempuh perjalanan sekitar 30 menit menggunakan sepeda motor atau angkot, serta bisa juga dengan menggunakan bus trans metro yang memakan waktu sekitar 50 menit.
Bus Trans Metro, sebuah bus yang membuat saya penasaran di awal saya melihatnya. Saya merupakan seorang mahasiswa baru yang berasal dari daerah yang agak jauh dari pusat kota. Sehingga saya sangat jarang sekali melihat hal-hal yang "aneh" yang ada di kota-kota besar yang tidak bisa saya temui di tempat tinggal saya, salah satunya adalah bus trans metro. Seumur hidup saya, saya belum pernah melihat bus trans metro secara langsung. Dan momen ketika saya melihat bus trans metro untuk pertama kali, saya bergumam dalam hati bahwa saya ingin mencoba menaiki bus tersebut. Inilah pertama kalinya saya punya keinginan untuk menaiki sebuah bus. Karena biasanya saya sangat tidak suka dengan bus yang disebabkan oleh mindset saya bahwa bus itu panas, sesak, padat, bau rokok, dan lain-lain. Yang menyebabkan saya sering mual dan pusing ketika menaikinya. Namun entah mengapa bus trans metro berbeda di pikiran saya. Mungkin pembaca ada yang berpikiran bahwa cerita saya ini dibuat-buat. Tidak! Apa yang saya tulis disini merupakan apa yang saya rasakan ketika itu. Mungkin terdengar aneh, masa iya sih sama bus aja sampai segitunya? Ya memang itu kenyataan dari apa yang saya rasakan ketika itu. Oke lanjut lagi ya.
Bagian yang menurut saya paling menarik adalah ketika saya mempersiapkan segalanya hanya untuk menaiki bus trans metro, sebuah angkutan umum yang ada di kota Pekanbaru. Iya, hanya untuk menaiki sebuah angkutan umum saja, saya mem-prepare diri saya semaksimal mungkin terhadap kemungkinan yang bisa saja terjadi. Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari tahu rute-rute yang akan di lewati bus tersebut. Saya browsing sana sini, baca artikel ini dan artikel itu, menghapal map, melihat trayek bus, info harga tiket, lalu 1 tiket bisa berapa kali pakai, serta melihat tulisan-tulisan dari orang-orang yang pernah menaikinya. Saya lakukan itu semua hanya agar saya siap mental, dalam artian saya tidak ingin kesasar di kota besar yang baru pertama kali menjadi tempat tinggal saya.
Tibalah di hari yang mendebarkan bagi saya, yaitu menaiki sebuah bus menuju ke tempat yang belum pernah saya datangi. Rasanya itu sangat aneh, senang iya tapi gugup juga iya. Senang karena akhirnya bisa tau juga rasanya, gugup karena takut nyasar nantinya. Hal pertama yang menarik perhatian saya adalah ketika seorang pramugari memberikan sebuah tiket dan menanyakan tujuan saya. Lalu saya jelaskanlah tempat tujuan yang ingin saya tuju. Pramugari itu pun menjelaskan nanti harus transit di halte mana saja, serta naik bus apa saja. Disitulah hal yang bikin saya gugup. Bayangkan, saya tidak kenal sama sekali dengan daerah yang saya tuju, saya belum pernah kesana, kalau sempat nyasar gimana coba? Dan juga saya orangnya adalah plan oriented (asal ceplos aja ni Bahasa Inggrisnya). Artinya, saya harus punya rencana sebelum saya bisa melakukan sesuatu. Saya setidaknya harus punya sesuatu di pikiran saya supaya saya bisa tahu apa-apa saja yang harus saya lakukan kedepannya. Dan ketika itu, saya betul-betul tidak punya rencana, karena ketidaktahuan saya dengan daerah di situ. Tapi di sela-sela ributnya pikiran saya memikirkan semua itu, mata dan telinga saya memperhatikan dengan jeli apa yang di lakukan oleh pramugari tersebut. Ternyata Pramugari tersebut menyebutkan daerah apa saja yang sudah dekat yang ada haltenya. Sebetulnya cerita ini sedikit konyol menurut saya. Kenapa konyol? Karena saya kan tinggal tanya aja sama pramugarinya. Gampang toh? Iya sih gampang. Tapi bertanya kepada orang asing pada waktu itu masih menjadi sebuah hal yang sangat sulit bagi saya. Ego dan gengsi saya mengalahkan segalanya. Juga saya tipe orang yang kalau masih bisa dilakukan sendiri, akan saya lakukan selagi bisa.
Singkat cerita, saya berhasil sampai tujuan dengan menurunkan sedikit kadar ego saya dan bertanya kepada pramugari sekali lagi. Dan saya pun di suruh transit di suatu halte, dan di beri tahu nomor bus selanjutnya yang harus saya naiki. Jadi kesimpulannya gaes, adik-adik, teman-teman, atau kakak-kakak semua, jangan gengsi untuk bertanya ya.
Ada hal lucu tapi juga menarik bagi saya, yaitu saya membuat sebuah rute perjalanan jika menggunakan bus. Setiap bus memiliki rute yang berbeda-beda, sehingga bus tersebut memiliki nomor. Nah, Ketika saya pergi ke suatu tempat, saya mencatat nomor-nomor bus tersebut dan menjadikannya sebuah peta pribadi. Mulai dari nomor bus, nanti transit nya di halte apa, bus selanjutnya nomor berapa, dll. Jadi saya tidak perlu banyak bertanya lagi kepada petugasnya. Aneh ya mungkin kalau dipikir-pikir. Mungkin karena saking excited  nya saya ingin tahu mengenai kota yang saya tinggali ini. Jadi tidak perlu takut nyasar kalau kemana-mana walaupun tidak mempunyai kendaraan pribadi.
Ya begitulah ceritanya. Dua tahun lamanya saya menggunakan bus trans metro untuk bepergian, baik itu ke kampus, perpustakaan, toko buku, mall (beuh, mainanya mall bro), dan tempat-tempat lain. Sekarang saya sudah membawa motor sendiri, karena keinginan untuk bisa bekerja paruh waktu membuat saya menyampaikan kebutuhan saya akan motor terhadap orangtua saya. Namun, bagi kalian yang belum punya kendaraan pribadi, jangan menyerah! Ketahuilah, bahwa setiap tetes keringat yang kalian teteskan di perjalanan menuju kampus, atau di tengah terik matahari, serta dibawah guyuran hujan, kelak akan menjadi cerita kalian di masa depan. Tidak perlu malu karena jalan kaki, tidak perlu gengsi karena belum memiliki. Teruslah berusaha.
Satu lagi, dibuang sayang.
Saya lebih memilih bus daripada angkot karena saya bisa tidur di perjalanan. perjalanan ke kampus membutuhkan waktu sekitar 50 menit. Di situ saya bisa tidur sekitar 30 menitan, jadi ketika sampai di tujuan, saya sudah fresh lagi. Kenapa saya katakan fresh? Karena saking seringnya waktu itu saya jalan kaki, saya sampai tidak sadar kalau badan saya capek. Jadi ya ketika duduk di bus, badan saya merelaksasikan diri sehingga ngantuk pun timbul.
Cukup sekian rasanya, terimakasih sudah membaca tulisan ini.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "New Student #2 (Kendaraan)"

 
Copyright © 2016 Masilife - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top